doxapest.co.id – Anak-anak eks Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, menghadapi tantangan besar dalam mengakses pendidikan. Keterbatasan dokumen kependudukan, kondisi ekonomi keluarga yang tidak stabil, serta jarak yang jauh dari sekolah menjadi hambatan utama.
1. Pendaftaran dan Penyediaan Kebutuhan Sekolah oleh Polres Nunukan
Pada tahun ajaran 2023-2024, Polres Nunukan bekerja sama dengan Wahana Pendidikan Perbatasan (WPP) mendaftarkan delapan anak eks PMI ke sekolah dasar. Selain itu, mereka juga menyediakan kelengkapan sekolah seperti seragam, tas, sepatu, dan membantu pembuatan dokumen kependudukan bagi anak-anak yang belum memilikinya.
2. Peran Relawan WPP dalam Pendidikan Non-Formal
Relawan WPP memainkan peran penting dalam memberikan pendidikan non-formal kepada anak-anak eks PMI yang belum memiliki kesempatan bersekolah. Mereka juga mengajarkan dasar-dasar membaca, menulis, dan berhitung secara gratis tanpa biaya.
3. Rencana Pembangunan Rumah Belajar di Sebatik
Kapolres Nunukan, AKBP Bonifasius Rumbewas, berencana membangun rumah belajar di Kecamatan Sebatik Tengah untuk anak-anak PMI yang tinggal di perbatasan Indonesia-Malaysia.
4. Bantuan dari Kementerian Sosial
Menteri Sosial Tri Rismaharini memberikan bantuan berupa 299 paket perlengkapan sekolah kepada anak-anak PMI di Nunukan. Bantuan ini mencakup seragam, tas, sepatu, dan peralatan sekolah lainnya. Selain itu, beliau juga meninjau rencana pembangunan asrama di Yayasan Santo Gabriel untuk menampung anak-anak PMI yang orang tuanya bekerja di luar negeri.
5. Beasiswa Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM)
Program ADEM memberikan kesempatan kepada anak-anak PMI di Malaysia untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA/SMK di Indonesia. Pada tahun 2022, sebanyak 90 pelajar anak PMI menerima beasiswa ini dan dipulangkan ke Indonesia untuk melanjutkan pendidikan mereka.
Kesimpulan
Meskipun anak-anak eks PMI di Nunukan menghadapi berbagai tantangan dalam mengakses pendidikan, berbagai inisiatif yang melibatkan pemerintah, kepolisian, dan masyarakat setempat memberikan solusi yang konkret. Dengan adanya pendaftaran sekolah, penyediaan kebutuhan pendidikan, pembangunan rumah belajar, bantuan perlengkapan sekolah, dan program beasiswa, masa depan pendidikan anak-anak eks PMI di Nunukan semakin cerah.