Anak yang Terlihat Tegar Belum Tentu Baik-Baik Saja: Bahaya Luka Batin Setelah Perceraian

Anak yang Terlihat Tegar Belum Tentu Baik-Baik Saja: Bahaya Luka Batin Setelah Perceraian

Waspadai Emosi yang Dipendam Anak

Perceraian sering kali menjadi proses emosional yang rumit, bukan hanya bagi pasangan yang berpisah, tetapi juga bagi anak-anak yang terjebak di tengah-tengah. Meski terlihat tegar dan tidak menunjukkan reaksi berlebihan, banyak anak sebenarnya menyimpan luka batin yang mendalam setelah melihat orangtuanya berpisah.

Ketenangan anak bisa menipu. Mereka mungkin merasa tidak punya pilihan selain menahan emosi demi menjaga kedamaian. Bahkan, ada pula yang merasa harus “kuat” agar tidak membebani orangtuanya yang sedang berduka. Sayangnya, luka yang tidak terlihat ini justru yang paling berbahaya karena sering tidak ditangani sejak awal.

Perubahan Perilaku Jadi Pertanda Awal

Salah satu cara mendeteksi luka batin adalah dengan memperhatikan perubahan perilaku. Anak yang mulai menarik diri, menjadi lebih sensitif, mudah tersinggung, atau mengalami gangguan tidur dan makan bisa jadi sedang berjuang dengan tekanan emosional. Turunnya prestasi belajar juga sering terjadi, karena fokus dan semangat mereka terpecah akibat kondisi keluarga yang tidak stabil.

Bahkan jika mereka tampak ceria atau tetap aktif, bukan berarti mereka tidak merasakan apa-apa. Anak-anak sering meniru sikap orang dewasa di sekitarnya. Bila orangtua tidak menunjukkan kesedihan, anak pun akan mencoba menyesuaikan diri dan menyembunyikan emosinya.

Pentingnya Komunikasi dan Dukungan Emosional

Orangtua memiliki peran besar dalam membantu anak menghadapi fase pascaperceraian. Komunikasi yang terbuka, jujur, dan penuh empati menjadi kunci utama. Ajak anak berbicara dari hati ke hati, tanpa menghakimi. Tanyakan bagaimana perasaannya, dan pastikan mereka tahu bahwa semua emosi yang dirasakan adalah valid.

Selain itu, penting bagi orangtua untuk menghindari membawa konflik ke hadapan anak. Menggunakan anak sebagai perantara atau “alat” dalam konflik perceraian hanya akan menambah beban emosional mereka.

Libatkan Profesional Jika Diperlukan

Jika luka batin yang dialami anak mulai berdampak besar terhadap kehidupannya, tidak ada salahnya melibatkan profesional seperti psikolog anak. Terapi bisa menjadi wadah aman bagi mereka untuk mengungkapkan perasaan dan memahami situasi yang sedang mereka alami. Hal ini juga dapat membantu mereka membangun kembali rasa percaya dan stabilitas emosional.

Menumbuhkan Harapan Meski dalam Perubahan

Perceraian memang membawa perubahan besar dalam hidup anak, namun bukan berarti kebahagiaan mereka akan hilang selamanya. Dengan pendekatan yang tepat, anak bisa belajar beradaptasi dan tetap tumbuh menjadi pribadi yang kuat.

Memberikan waktu, ruang, dan cinta yang konsisten adalah kunci agar anak bisa melalui masa ini dengan hati yang tidak hanya tegar di luar, tetapi juga damai di dalam. Ingat, anak yang tampak kuat belum tentu tidak terluka — dan setiap luka yang tidak terlihat, tetap butuh disembuhkan.

4o