Asal-usul Nama Gunung Everest, Mengapa Dinamai Everest?

Asal-usul Nama Gunung Everest, Mengapa Dinamai Everest?

Gunung Everest, dengan ketinggian mencapai 8.848 meter di atas permukaan laut, adalah puncak tertinggi di dunia. Gunung ini terletak di perbatasan Nepal dan China, dan memiliki sejarah panjang serta kisah menarik di balik penamaannya. Walaupun dikenal oleh dunia dengan nama “Everest,” nama tersebut sebenarnya berasal dari seorang pejabat Inggris yang tidak pernah mengunjungi gunung tersebut.

Nama Lokal Sebelum “Everest”

Sebelum dikenal dengan nama “Everest,” gunung ini telah memiliki nama lokal yang penuh makna bagi masyarakat sekitar. Di Nepal, gunung ini dikenal dengan nama Sagarmatha, yang berarti “Kepala Langit.” Sedangkan di Tibet, gunung ini disebut Chomolungma, yang artinya “Ibu dari Alam Semesta.” Nama-nama ini sudah digunakan oleh masyarakat setempat selama berabad-abad, jauh sebelum nama “Everest” diberikan oleh orang luar.

Pemberian Nama “Everest”

Pada tahun 1865, seorang Inggris bernama Andrew Waugh, yang saat itu menjabat sebagai Surveyor Jenderal India, memutuskan untuk memberi nama gunung ini “Everest” untuk menghormati pendahulunya, Sir George Everest. Meskipun Sir George Everest tidak pernah terlibat dalam eksplorasi atau pengukuran gunung tersebut, ia dikenal karena kontribusinya dalam survei geografi India. Andrew Waugh memilih nama ini karena tidak adanya nama lokal yang disepakati oleh semua pihak.

Mengapa Memilih Nama George Everest?

Sir George Everest, meskipun tidak terlibat langsung dengan penemuan atau survei Gunung Everest, memiliki pengaruh besar dalam bidang survei geografi. Sebagai Surveyor Jenderal India dari tahun 1830 hingga 1843, ia membantu mengembangkan teknik-teknik survei yang lebih akurat. Nama “Everest” diberikan sebagai penghormatan atas jasa-jasanya, meskipun kontroversi muncul karena banyak pihak yang merasa nama lokal seharusnya lebih dihargai.

Kontroversi Nama “Everest”

Seiring berjalannya waktu, banyak pihak, terutama dari Nepal dan Tibet, menginginkan pengakuan atas nama-nama lokal mereka, seperti Sagarmatha di Nepal dan Chomolungma di Tibet. Mereka merasa bahwa nama-nama ini lebih mewakili hubungan spiritual dan budaya mereka dengan gunung tersebut. Namun, meskipun ada kontroversi, nama “Everest” tetap dipertahankan secara internasional hingga saat ini.

Usaha Pengembalian Nama Lokal

Beberapa upaya telah dilakukan untuk mengembalikan nama asli gunung ini. Di Nepal, ada dorongan untuk mengakui nama Sagarmatha di tingkat internasional, meskipun hal ini belum berhasil mengubah nama global secara resmi. Meskipun begitu, nama lokal seperti Sagarmatha dan Chomolungma terus digunakan oleh masyarakat setempat dan tetap menjadi bagian penting dari identitas budaya mereka.

Kesimpulan

Gunung Everest, meskipun dikenal dunia dengan nama yang diberikan oleh seorang Inggris, memiliki nama asli yang kaya akan makna bagi masyarakat lokal. Nama-nama seperti Sagarmatha dan Chomolungma menunjukkan kedalaman hubungan spiritual dan budaya antara gunung dan masyarakat yang hidup di sekitarnya. Keputusan untuk menggunakan nama “Everest” tidak hanya menunjukkan sejarah kolonial, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya menghargai nama-nama lokal dalam mengenang keagungan alam.